Banyak
sudah korporasi-korporasi yang memanfaatkan media jejaring sosial untuk
membantu menjalankan bisnisnya dan terbukti menghasilkan banyak
kontribusi terhadap pendapatan maupun proses bisnis. Tidak hanya itu,
media jejaring sosial pun digunakan untuk mem-profile calon karyawan.
Sudah banyak berita di media massa khususnya barat, tentang orang-orang
yang gagal diterima bekerja dan bahkan dipecat lantaran konten profil
pribadinya di jejaring social. Juga di Indonesia, belum lama kita
mendengar berita tentang murid yang dikeluarkan dari sekolahnya lantaran
menghina gurunya melalui status facebook, juga mahasiswa salah satu
perguruan tinggi terkemuka di bandung yang terancam drop out setelah
memasang status yang berbau SARA.
Pada
dasarnya, situs jejaring sosial memiliki potensial yang sampai saat ini
masih sangat mungkin untuk dimanfaatkan. Baik itu untuk pemasaran,
customer relation, profiling calon karyawan, dan masih banyak lagi.
Pertanyaannya adalah sudahkan korporasi-korporasi nasional memanfaatkan
potensi tersebut dengan optimal?
Bagi
pengguna dan pengamat jejaring sosial, melihat potensi besar yang
dimiliki situs-situs tersebut tidaklah sulit. Bahkan belum lama
berhembus kabar bahwa facebook akan mengintegrasi situs jejaring
sosialnya dengan transaksi e-commerce. Berita tersebut sempat
melambungkan saham facebook. Seperti dikutip situs kompas.com, saham
facebook telah meningkat 700% padahal belum IPO. Bisa kita bayangkan
apabila situs facebook mengintegrasi e-commerce, dunia e-commerce yang
kita tahu sekarang boleh jadi berubah drastis. Permasalahan utama dalam
transaksi bisnis dalam dunia maya adalah trust, jika facebook
mengintegrasi fasilitas transasksi bisnis elektronik, masalah trust
tersebut dapat dieliminasi. Mengapa demikian? Berbeda dengan situs
e-commerce semacam e-bay, jika facebook memiliki fasilitas tersebut,
maka kita bisa lebih mengenal si penjual, dan boleh jadi teman atau
saudara kita sendirilah yang menjadi pelaku transaksi, orang-orang yang
kita kenal dan percaya.
Jejaring
sosial dalam negeri, kaskus.us, juga memahami potensi bisnis di bidang
ini. Setelah mendapatkan suntikan dana yang dirahasiakan besarnya dari
grup Djarum, kaskus berencana mengintegrasi layanan jual beli onlinenya
(forum jual beli kaskus) dengan jaringan perbankan yang dimiliki grup
Djarum, bank BCA. Kaskus juga menganggap media ini sebagai sumber
pemasaran yang handal. Sebagaimana diungkapkan Danny, Chief Marketing
Officer KasKus, di situs berita kompas.com: Untuk melakukannya, berbagai
cara bisa diaplikasikan. Danny mencontohkan satu langkah yang bisa
diterapkan. Caranya, mengomunikasikan secara personal sehingga produk
baru seolah dianggap rahasia. Dengan cara itu, orang akan dianggap
istimewa. “Informasi yang tadinya dianggap rahasia nantinya pasti malah
disebarkan. Untungnya ada pada kita. Secara tidak langsung kita berhasil
menyebarkan berita tentang produk kita,”
Berdasarkan
contoh-contoh diatas, korporasi dapat memanfaatkan situs jejaring media
sebagai media bisnis proses mereka dan sebagai media pemasaran, baik
itu pemasaran produk, atau kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. Contoh
sukses lain adalah kripik ma icih yang melakukan pemasaran gerilya lewat
twitter. Disini pihak marketing kripik ma icih menginformasikan kepada
followernya dimana kripik akan dijual. Tempat-tempat penjualan berubah
secara berkala. Sistem seperti ini memberikan pengalaman baru bagi
konsumen dalam menikmati produknya. Bisnis tersebut mampu menghasilkan
puluhan juta rupiah setiap harinya
Kesimpulannya
adalah situs jejaring sosial sangat potensial membantu dalam banyak
kegiatan bisnis. Sudah seharusnya sebagai penggiat bisnis memanfaatkan
dan bahkan mengalokasikan sumber dayanya khusus untuk memanfaatkan
jejaring sosial ini sehingga benefit-benefit yang dibawanya dapat
dimaksimalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar