Senin, 12 Maret 2012

Manfaat situs jejaring Sosial di Dunia Maya


Banyak sudah korporasi-korporasi yang memanfaatkan media jejaring sosial untuk membantu menjalankan bisnisnya dan terbukti menghasilkan banyak kontribusi terhadap pendapatan maupun proses bisnis. Tidak hanya itu, media jejaring sosial pun digunakan untuk mem-profile calon karyawan. Sudah banyak berita di media massa khususnya barat, tentang orang-orang yang gagal diterima bekerja dan bahkan dipecat lantaran konten profil pribadinya di jejaring social. Juga di Indonesia, belum lama kita mendengar berita tentang murid yang dikeluarkan dari sekolahnya lantaran menghina gurunya melalui status facebook, juga mahasiswa salah satu perguruan tinggi terkemuka di bandung yang terancam drop out setelah memasang status yang berbau SARA.
Pada dasarnya, situs jejaring sosial memiliki potensial yang sampai saat ini masih sangat mungkin untuk dimanfaatkan. Baik itu untuk pemasaran, customer relation, profiling calon karyawan, dan masih banyak lagi. Pertanyaannya adalah sudahkan korporasi-korporasi nasional memanfaatkan potensi tersebut dengan optimal?
Bagi pengguna dan pengamat jejaring sosial, melihat potensi besar yang dimiliki situs-situs tersebut tidaklah sulit. Bahkan belum lama berhembus kabar bahwa facebook akan mengintegrasi situs jejaring sosialnya dengan transaksi e-commerce. Berita tersebut sempat melambungkan saham facebook. Seperti dikutip situs kompas.com, saham facebook telah meningkat 700% padahal belum IPO. Bisa kita bayangkan apabila situs facebook mengintegrasi e-commerce, dunia e-commerce yang kita tahu sekarang boleh jadi berubah drastis. Permasalahan utama dalam transaksi bisnis dalam dunia maya adalah trust, jika facebook mengintegrasi fasilitas transasksi bisnis elektronik, masalah trust tersebut dapat dieliminasi. Mengapa demikian? Berbeda dengan situs e-commerce semacam e-bay, jika facebook memiliki fasilitas tersebut, maka kita bisa lebih mengenal si penjual, dan boleh jadi teman atau saudara kita sendirilah yang menjadi pelaku transaksi, orang-orang yang kita kenal dan percaya.
Jejaring sosial dalam negeri, kaskus.us, juga memahami potensi bisnis di bidang ini. Setelah mendapatkan suntikan dana yang dirahasiakan besarnya dari grup Djarum, kaskus berencana mengintegrasi layanan jual beli onlinenya (forum jual beli kaskus) dengan jaringan perbankan yang dimiliki grup Djarum, bank BCA. Kaskus juga menganggap media ini sebagai sumber pemasaran yang handal. Sebagaimana diungkapkan Danny, Chief Marketing Officer KasKus, di situs berita kompas.com: Untuk melakukannya, berbagai cara bisa diaplikasikan. Danny mencontohkan satu langkah yang bisa diterapkan. Caranya, mengomunikasikan secara personal sehingga produk baru seolah dianggap rahasia. Dengan cara itu, orang akan dianggap istimewa. “Informasi yang tadinya dianggap rahasia nantinya pasti malah disebarkan. Untungnya ada pada kita. Secara tidak langsung kita berhasil menyebarkan berita tentang produk kita,”
Berdasarkan contoh-contoh diatas, korporasi dapat memanfaatkan situs jejaring media sebagai media bisnis proses mereka dan sebagai media pemasaran, baik itu pemasaran produk, atau kegiatan-kegiatan perusahaan lainnya. Contoh sukses lain adalah kripik ma icih yang melakukan pemasaran gerilya lewat twitter. Disini pihak marketing kripik ma icih menginformasikan kepada followernya dimana kripik akan dijual. Tempat-tempat penjualan berubah secara berkala. Sistem seperti ini memberikan pengalaman baru bagi konsumen dalam menikmati produknya. Bisnis tersebut mampu menghasilkan puluhan juta rupiah setiap harinya
Kesimpulannya adalah situs jejaring sosial sangat potensial membantu dalam banyak kegiatan bisnis. Sudah seharusnya sebagai penggiat bisnis memanfaatkan dan bahkan mengalokasikan sumber dayanya khusus untuk memanfaatkan jejaring sosial ini sehingga benefit-benefit yang dibawanya dapat dimaksimalkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar